Kategori: Korea
Sutradara: Lee Jang-soo
Penulis: Moon Hee-jeong, Kim Nam-hee
Produksi: SBS
Rilis: 2006
Pemain: Park Shin-Hye, Lee Wan,
rada kesel nonton drama ini teh ( wkkwkwk) . gw nnton drama bareng my sista,, episod demi episod kami lalui dengan linangan airmata . ( hiks hiks hua huhuhuhu) . sampai cile*h kalaluar ga jelas hhe...
nah, keselna pas episod trakhir...
kaset rusak... hua *( gw siap ngambil pentungan ! wat mukulin tuh dvd .nyumpahin si abang kaset baja*an
nyusuttt ing*s ...
eeeehhh adee gw lewat,, ^ jatohin remot dvd ... * cracckakackk* belah tah belah...
si remot ga ketolooongg.
&^#(&@(*@(&(@
dan sebnerna ampe drama ini gw post... GW GA TAU ENDNYA GIMANA!!!
dasar kupret ...!
tapi smua itu bisa ngeluluhin gw . betapa lee wan ~ ganteng sangat .... hua.......
Hana
adalah seorang gadis cerdas yang telah kehilangan ayahnya semenjak ia
masih kecil. Ibunya kemudian kembali ke Jepang dan kemudian menikah
kembali di sana. Hana bahagia sekali mengetahui ibunya telah menemukan
cinta dan menikahi seorang pria Korea. Ia sangat senang dan tak sabar
untuk bertemu dengan ayah tiri serta saudara laki-laki tirinya Yoon-soo,
namun tampaknya Yoon-soo tidak menunjukan sikap yang sama.
Pria
muda itu malah terlihat dingin dan menutup rapat dirinya dengan
tembok-tembok kokoh yang sulit untuk ditembus oleh siapapun. Ia tidak
peduli dengan keluarga barunya apalagi dengan Hana, adik tirinya.
Yoon-soo kehilangan ibunya saat ia berusia 10 tahun. Semenjak saat itu,
ia menjadi anak autis.
Kekakuan Yoon-soo tidak menggoyahkan Hana
untuk selalu mencoba mendekati pria itu. Dengan memperlihatkan banyak
cinta, Hana berusaha keras melumerkan hati Yoon-soo yang dingin. Satu
persatu kejadian telah mendekatkan mereka. Hana melakukan semua itu
karena rasa sayangnya terhadap kakak tirinya, namun ia tidak tahu bahwa
di hati Yoon-soo telah mulai muncul benih-benih perasaan cinta kepada
Hana. Perasaan yang seharusnya tidak boleh mereka miliki, yang akan
membawa mereka kepada kehancuran.
Suatu hari kedua orang tua Hana
pergi untuk perjalanan bisnis. Ia dan Yoon-soo ditinggalkan dengan adik
dari almarhum suaminya yang bertugas menjaga penginapan mereka. Selama
kepergian mereka, bibinya serta putrinya Maya menyiksa Hana. Mereka
menyuruh gadis itu untuk bekerja, bahkan mereka merencanakan untuk
menjual penginapan itu secara diam-diam untuk membayar hutang dan
menyekolahkan Maya.
Tapi dibalik semua penderitaannya, Hana mulai
merasa nyaman dengan kehadiran Yoon-soo yang sedikit demi sedikit mulai
membuka tangannya untuk kehadiran Hana. Mengetahui bahwa cinta mereka
terlarang, Hana berusaha untuk menghindari Yoon-Soo. Ia bahkan mau
diajak kencan oleh kakak kelasnya, Ryu.
Yoon soo-mulai merasa
menjadi beban bagi Hana, dan memutuskan untuk pergi tepat di saat gadis
itu berani untuk menunjukkan perasaannya. Terlambat sudah, pemuda itu
telah menghilang tanpa jejak, meninggalkan Hana seorang diri dan
menyesali semuanya.
Beberapa tahun berlalu, Hana telah bekerja di
sebuah hotel milik Ryu sebagai seorang pembersih kamar dan tinggal di
sebuah apartemen kecil dan kumuh. Karena terlibat hutang, ia pun diusir
dari tempat tinggalnya. Saking miskinnya, gadis itu terpaksa menaruh tas
berisi barang-barangnya di sebuah loker sewaan.
Suatu hari ia
ditugaskan untuk membersihkan kamar VIP, tanpa tahu kalau tamu kamar itu
adalah Yoon-soo. Pria itu sendiri belum mau memperlihatkan diri pada
Hana. Hana tidak mengetahui hal itu sampai pada satu ketika kelelahan
dan tertidur di kamar. Saat bangun, ia menemukan lukisan dirinya di
meja, dan pada saat kembali ke loker, gadis itu mendapatkan sepasang
sepatu sama persis dengan yang pernah Yoon-soo belikan untuknya. Dari
situ, Hana mulai curiga kalau tamu kamar VIP itu adalah kakak yang
selama ini dicari-carinya.
Untuk mencari tambahan uang, Hana
mencari pekerjaan di sebuah pub sebagai seorang pemain piano. Ternyata
di sana ia bertemu dengan Maya. Masih dipenuhi dengan kebencian, Maya
bersikap tidak peduli pada Hana. Hingga satu malam, mereka bertugas
untuk menghibur seorang bos mafia. Disaat itu lah Hana melihat Yoon soo
masuk ke ruangan yang disediakan untuk bos tersebut. Dengan berlinang
air mata Hana memanggil-manggil “kakak,” Tapi Yoon-soo tidak menggubris
sama sekali dan malah meninggalkan gadis itu di jalan tanpa menunjukkan
belas kasihan.
Hana pun menangis tersedu-sedu, ia pergi ke tempat
favoritnya, sebuah pohon besar di tengah taman, untuk menyendiri. Tak
berapa lama, ia mendengar siulan seseorang yang melantunkan lagu yang
kerap disenandungkan oleh Yoon-soo. Ternyata benar saja, saat ia
menoleh, laki-laki itu ada di sana. Rona bahagia dan deraian air mata
tampak di wajah Hana. Pertemuan dua saudara yang telah dipisahkan oleh
takdir dan kebencian tampak sangat mengharukan.
Menjadi seorang
mafia telah menempatkan hidup Yoon-soo dan Hana selalu dalam incaran
bahaya, banyak yang menginginkan nyawa pemuda itu dengan alasan dendam.
Akibatnya, mereka tidak luput dari kejar-kejaran dan sejumlah berkelahi
yang cukup seru. Tidak ingin membahayakan hidup Hana, Yoon-soo meminta
agar sang adik tiri tidak menunggunya lagi dan segera menikah dengan
Ryu. Dengan berat hati, akhirnya gadis itu menerima lamaran Ryu.
Saat
di altar, tiba2 Yoon-soo muncul untuk mengucapkan salam perpisahan bagi
Hana. Mereka beratatapan mata, dan Yoon-soo pun segera pergi. Saat
hendak bertukar cincin, tiba-tiba Hana merasakan firasat buruk. Tak
kuasa menahan hatinya, ia meminta maaf pada Ryu dan kemudian pergi
menyusul sang kakak tiri. Di luar gedung, ternyata Yoon-soo sudah
ditusuk orang. Melihat hal itu Hana segera berlari menghampiri. Namun
sayang, sebuah mobil menabrak sehingga keduanya jatuh tersungkur
berlumuran darah.
Hana dalam keadaan kritis, sementara Yoon sudah
sadarkan diri. Gadis malang itu membutuhkan donor untuk jantungnya yang
rusak akibat kecelakaan itu. Tanpa itu semua, maka nyawa Hana tidak
akan selamat. Ketika akhirnya membuka mata, ia senang karena telah
melewati masa kritisnya tanpa tahu kalau Yoon-soo, pria yang
dicintainya-lah yang telah memberikan jantung dengan mengorbankan nyawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar