Halaman

Sabtu, 20 November 2010

Review Tree Of Heaven

Kategori: Korea
Sutradara: Lee Jang-soo
Penulis: Moon Hee-jeong, Kim Nam-hee
Produksi: SBS
Rilis: 2006
Pemain: Park Shin-Hye, Lee Wan,


rada kesel nonton drama ini teh ( wkkwkwk) . gw nnton drama bareng my sista,, episod demi episod kami lalui dengan linangan airmata . ( hiks hiks hua huhuhuhu) . sampai cile*h kalaluar ga jelas hhe...
nah, keselna pas episod trakhir...
kaset rusak... hua *( gw siap ngambil pentungan ! wat mukulin tuh dvd .nyumpahin si abang kaset baja*an
nyusuttt ing*s ...
eeeehhh adee gw lewat,, ^ jatohin remot dvd ... * cracckakackk* belah tah belah...
si remot ga ketolooongg.
&^#(&@(*@(&(@
dan sebnerna ampe drama ini gw post... GW GA TAU ENDNYA GIMANA!!!
dasar kupret ...!
tapi smua itu bisa ngeluluhin gw . betapa lee wan ~ ganteng sangat .... hua.......

Hana adalah seorang gadis cerdas yang telah kehilangan ayahnya semenjak ia masih kecil. Ibunya kemudian kembali ke Jepang dan kemudian menikah kembali di sana. Hana bahagia sekali mengetahui ibunya telah menemukan cinta dan menikahi seorang pria Korea. Ia sangat senang dan tak sabar untuk bertemu dengan ayah tiri serta saudara laki-laki tirinya Yoon-soo, namun tampaknya Yoon-soo tidak menunjukan sikap yang sama.

Pria muda itu malah terlihat dingin dan menutup rapat dirinya dengan tembok-tembok kokoh yang sulit untuk ditembus oleh siapapun. Ia tidak peduli dengan keluarga barunya apalagi dengan Hana, adik tirinya. Yoon-soo kehilangan ibunya saat ia berusia 10 tahun. Semenjak saat itu, ia menjadi anak autis.

Kekakuan Yoon-soo tidak menggoyahkan Hana untuk selalu mencoba mendekati pria itu. Dengan memperlihatkan banyak cinta, Hana berusaha keras melumerkan hati Yoon-soo yang dingin. Satu persatu kejadian telah mendekatkan mereka. Hana melakukan semua itu karena rasa sayangnya terhadap kakak tirinya, namun ia tidak tahu bahwa di hati Yoon-soo telah mulai muncul benih-benih perasaan cinta kepada Hana. Perasaan yang seharusnya tidak boleh mereka miliki, yang akan membawa mereka kepada kehancuran.

Suatu hari kedua orang tua Hana pergi untuk perjalanan bisnis. Ia dan Yoon-soo ditinggalkan dengan adik dari almarhum suaminya yang bertugas menjaga penginapan mereka. Selama kepergian mereka, bibinya serta putrinya Maya menyiksa Hana. Mereka menyuruh gadis itu untuk bekerja, bahkan mereka merencanakan untuk menjual penginapan itu secara diam-diam untuk membayar hutang dan menyekolahkan Maya.

Tapi dibalik semua penderitaannya, Hana mulai merasa nyaman dengan kehadiran Yoon-soo yang sedikit demi sedikit mulai membuka tangannya untuk kehadiran Hana. Mengetahui bahwa cinta mereka terlarang, Hana berusaha untuk menghindari Yoon-Soo. Ia bahkan mau diajak kencan oleh kakak kelasnya, Ryu.

Yoon soo-mulai merasa menjadi beban bagi Hana, dan memutuskan untuk pergi tepat di saat gadis itu berani untuk menunjukkan perasaannya. Terlambat sudah, pemuda itu telah menghilang tanpa jejak, meninggalkan Hana seorang diri dan menyesali semuanya.

Beberapa tahun berlalu, Hana telah bekerja di sebuah hotel milik Ryu sebagai seorang pembersih kamar dan tinggal di sebuah apartemen kecil dan kumuh. Karena terlibat hutang, ia pun diusir dari tempat tinggalnya. Saking miskinnya, gadis itu terpaksa menaruh tas berisi barang-barangnya di sebuah loker sewaan.

Suatu hari ia ditugaskan untuk membersihkan kamar VIP, tanpa tahu kalau tamu kamar itu adalah Yoon-soo. Pria itu sendiri belum mau memperlihatkan diri pada Hana. Hana tidak mengetahui hal itu sampai pada satu ketika kelelahan dan tertidur di kamar. Saat bangun, ia menemukan lukisan dirinya di meja, dan pada saat kembali ke loker, gadis itu mendapatkan sepasang sepatu sama persis dengan yang pernah Yoon-soo belikan untuknya. Dari situ, Hana mulai curiga kalau tamu kamar VIP itu adalah kakak yang selama ini dicari-carinya.

Untuk mencari tambahan uang, Hana mencari pekerjaan di sebuah pub sebagai seorang pemain piano. Ternyata di sana ia bertemu dengan Maya. Masih dipenuhi dengan kebencian, Maya bersikap tidak peduli pada Hana. Hingga satu malam, mereka bertugas untuk menghibur seorang bos mafia. Disaat itu lah Hana melihat Yoon soo masuk ke ruangan yang disediakan untuk bos tersebut. Dengan berlinang air mata Hana memanggil-manggil “kakak,” Tapi Yoon-soo tidak menggubris sama sekali dan malah meninggalkan gadis itu di jalan tanpa menunjukkan belas kasihan.

Hana pun menangis tersedu-sedu, ia pergi ke tempat favoritnya, sebuah pohon besar di tengah taman, untuk menyendiri. Tak berapa lama, ia mendengar siulan seseorang yang melantunkan lagu yang kerap disenandungkan oleh Yoon-soo. Ternyata benar saja, saat ia menoleh, laki-laki itu ada di sana. Rona bahagia dan deraian air mata tampak di wajah Hana. Pertemuan dua saudara yang telah dipisahkan oleh takdir dan kebencian tampak sangat mengharukan.

Menjadi seorang mafia telah menempatkan hidup Yoon-soo dan Hana selalu dalam incaran bahaya, banyak yang menginginkan nyawa pemuda itu dengan alasan dendam. Akibatnya, mereka tidak luput dari kejar-kejaran dan sejumlah berkelahi yang cukup seru. Tidak ingin membahayakan hidup Hana, Yoon-soo meminta agar sang adik tiri tidak menunggunya lagi dan segera menikah dengan Ryu. Dengan berat hati, akhirnya gadis itu menerima lamaran Ryu.

Saat di altar, tiba2 Yoon-soo muncul untuk mengucapkan salam perpisahan bagi Hana. Mereka beratatapan mata, dan Yoon-soo pun segera pergi. Saat hendak bertukar cincin, tiba-tiba Hana merasakan firasat buruk. Tak kuasa menahan hatinya, ia meminta maaf pada Ryu dan kemudian pergi menyusul sang kakak tiri. Di luar gedung, ternyata Yoon-soo sudah ditusuk orang. Melihat hal itu Hana segera berlari menghampiri. Namun sayang, sebuah mobil menabrak sehingga keduanya jatuh tersungkur berlumuran darah.

Hana dalam keadaan kritis, sementara Yoon sudah sadarkan diri. Gadis malang itu membutuhkan donor untuk jantungnya yang rusak akibat kecelakaan itu. Tanpa itu semua, maka nyawa Hana tidak akan selamat. Ketika akhirnya membuka mata, ia senang karena telah melewati masa kritisnya tanpa tahu kalau Yoon-soo, pria yang dicintainya-lah yang telah memberikan jantung dengan mengorbankan nyawa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar